Belajar Al-Qur’an dan menghafalkannya hukumnya fardhu kifayah bagi seluruh umat. Hal itu agar tidak terputus riwayatnya dan Al Quran terjaga dengan baik, tidak terjadi pergantian dan perubahan dalam Al-Qur’an. Jika satu kaum sudah melaksanakanya maka gugurlah kewajiban yang lainya. Namun jika tidak ada satupun yang melakukannya, maka seluruh umat akan menanggung dosanya.
Saat menerima wahyu, Rasulullah ﷺ tidak pernah merasa ragu untuk menyampaikannya
kepada para sahabat dan sekaligus bersegera mengajarkanya. Allah ta’ala
berfirman dalam Surat Al Maidah ayat 67:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلرَّسُولُ بَلِّغۡ مَآ أُنزِلَ
إِلَيۡكَ مِن رَّبِّكَۖ وَإِن لَّمۡ تَفۡعَلۡ فَمَا بَلَّغۡتَ رِسَالَتَهُۥۚ
وَٱللَّهُ يَعۡصِمُكَ مِنَ ٱلنَّاسِۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ
ٱلۡكَٰفِرِينَ
"Wahai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari
Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti)
kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan)
manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang
kafir."
Tak diragukan bahwa umat islam
adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, karena Allah menurunkan
kitab Al Quran yang mulia kepada umat ini, umat terbaik, umat Islam. Maka buktikanlah
bahwa kita memang layak dipilih Allah untuk menjadi ahlul Quran dengan
senantiasa belajar dan mengajarkan Al-Qur’an.
Di antara keutamaan
dari belajar dan mengajar Al-Qur’an adalah :
1. Menjadi Sebaik-Baik
Manusia
Rasulullah ﷺ menjelaskan kepada kita sesungguhnya
sebaik-baik manusia adalah orang yang menyibukkan dirinya dengan belajar
Al-Qur’an dan mengajarkanya, beliau bersabda :
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ (رَوَاهُ
البُخَارى)
“Sebaik-baik kalian
adalah yang belajar al-Quran dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari).
2. Jika Tidak Ada Al Qur’an di Mulutnya, Bagaikan Rumah yang Runtuh.
Sabda
Nabi ﷺ:
وَعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا - قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: "إنَّ الَّذِي لَيْسَ فِي جَوْفِهِ شَيْءٌ مِنَ القُرآنِ كَالْبَيْتِ الخَرِبِ" (رواه الترمذي رَقم ٢٨٣٧)
"Sesungguhnya orang yang di dalam mulutnya tidak ada al-Qur’an
bagaikan rumah yang runtuh."(HR.Tirmizi no. 2837)
Rosulullah ﷺ juga bersabda :
Dari Abu Musa Al
Asy’ariy radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:
الْمُؤْمِنُ الَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَعْمَلُ
بِهِ كَالأُتْرُجَّةِ ، طَعْمُهَا طَيِّبٌ وَرِيحُهَا طَيِّبٌ ، وَالْمُؤْمِنُ
الَّذِى لاَ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَعْمَلُ بِهِ كَالتَّمْرَةِ ، طَعْمُهَا
طَيِّبٌ وَلاَ رِيحَ لَهَا ، وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ
كَالرَّيْحَانَةِ ، رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ ، وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ
الَّذِى لاَ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَالْحَنْظَلَةِ ، طَعْمُهَا مُرٌّ – أَوْ
خَبِيثٌ – وَرِيحُهَا مُرٌّ (رَوَاهُ الْبُخَارِى, حديث رقم ۵۰۵۹)
"Permisalan orang
yang membaca Al Qur’an dan mengamalkannya adalah bagaikan buah utrujah, rasa
dan baunya enak. Orang mukmin yang tidak membaca Al Qur’an dan mengamalkannya
adalah bagaikan buah kurma, rasanya enak namun tidak beraroma. Orang munafik
yang membaca Al Qur’an adalah bagaikan royhanah, baunya menyenangkan namun
rasanya pahit. Dan orang munafik yang tidak membaca Al Qur’an bagaikan
hanzholah, rasa dan baunya pahit dan tidak enak.” (HR. Bukhari, no. 5059)
3. Menjadi Keluarga
Allah Dan Hamba Pilihan-Nya
Ahlul Qur’an akan senantiasa menjadikan
Al-Qur’an bersamayam di dalam hatinya, setiap saat mentadabburi
ayat-ayat Allah, merenungi tanda-tanda kekuasaan-Nya, sehingga mereka mampu
menjaga dirinya, memperindah akhlaknya. Oleh karena itu Rasulullah ﷺ mengabarkan bahwa para penghafal
Al-Qur’an yang mengamalkannya, mereka adalah kekasih Allah yang dikhususkan dari
kalangan manusia.
Siapakah yang
dimaksud dengan ahlul qur’an dan ahlullah (keluarga Allah)? Rasulullah ﷺ bersabda :
إِنَّ لِلَّهِ أَهْلِينَ مِنْ النَّاسِ قَالُوا : يَا
رَسُولَ اللَّهِ ، مَنْ هُمْ ؟ قَالَ: هُمْ أَهْلُ الْقُرْآنِ ، أَهْلُ اللَّهِ
وَخَاصَّتُهُ (رَوَاهُ اَحْمَد)
“Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di antara manusia, para sahabat bertanya: siapakah mereka ya Rasulullah?, Rasul menjawab, Para ahli Al Qur’an. Merekalah keluarga Allah dan hamba pilihanNya” (HR. Ahmad)
Penulis:
Alfaqir Ilallah Imam Syaroni
(Disadur dari Kitab
Ghoyatul Murid Fii Ilmit Tajwid)
Semoga kita menjadi Ahlul Quran
BalasHapus